Minggu, 29 September 2013

Diposting oleh Unknown di 19.19 4 komentar


Mimpi adalah Kunci Sukses


          Semua orang pasti memiliki cita-cita dan angan-angan. Ada yang bercita-cita jadi dokter kemudian berangan-angan , jika sudah memiliki uang banyak akan naik haji atau umroh, beli mobil, helikopter dan kapal pesiar bahkan travelling keliling dunia. Cita-cita dan angan-angan hampir serupa tapi tak sama. Cita-cita adalah sesuatu yang harus cepat dicapai dan dapat direalisasikan, sedangkan angan-angan adalah khayalan. Tentunya agar cepat menggapai cita-cita, kita harus bekerja keras dan  mempunyai komitmen.  Tidak peduli sebesar apa cita-cita kita dan apapun resikonya , kita harus tetap sabar menjalani semua rintangan untuk menggapai cita-cita. Hanya melamunkan cita-cita , tanpa bertindak sedikit pun. Cita-cita itupun akan berubah menjadi angan-angan.
          Sebuah mimpi adalah awal keberhasilan kita menggapai cita-cita. Awalnya saat aku duduk dibangku sekolah dasar, aku bercita-cita untuk menjadi pramugari. Tetapi lambat laun cita-cita itu pudar karena itu hanya cita-cita semata yang tidak didasari “KEINGINAN” yang kuat. Mungkin itu semua karena dari kecil, kita dinasehati oleh orang tua dan guru “Ayo gapai cita-cita mu setinggi langit.” Jadi kita hanya sekedar mengucapkan cita-cita kita. Sampaisekarang pun, aku masih belum menentukan cita-citaku yang lebih spesifik. Selainaku pasti banyak orang disana yang masih belum bisa menentukan cita-cita.  Jika memang tidak bisa menentukan cita-cita, maka mari kita bercita-cita untuk menjadi orang yang sukses dan berkucupan sehingga berguna untuk orang lain.
          Salah satu cara untuk cepat menggapai cita-cita adalah dengan  membuat perancangan tindakan. Kita perlu menyusun dengan benar  langkah demi langkah yang akan kita daki untuk mencapai mimpi. Misalnya, membuat roadmap cita-cita kita. 

My RoadMap



Minggu, 15 September 2013

Diposting oleh Unknown di 06.20 29 komentar

KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Akhirnya aku merasakan juga bagaimana rasanya menjadi mahasiswa. Ketika aku masih duduk di Sekolah Menengah Atas, aku selalu berkata "aku ingin cepat kuliah." Melihat kakakku yang terkadang masuk siang, tiba - tiba tidak ada jadwal kuliah karena dosennya tidak dapat mengajar, dan kuliah hanya dua sampai tiga jam. Hal itu semakin membuatku ingin cepat merasakan indahnya kuliah. Hari pertama kuliah, atmosfer lingkugan sangat berbeda. Biasanya kita datang langsung menuju ke bangku kesayangan kita, disini kita masih harus berebut tempat duduk untuk duduk di kursi paling depan. Pakaian alias seragam yang kita kenakan selalu dimasukkan, disini kita bebas memakai baju apa saja, dan dimasukkan atau tidak. Memang perubahan yang sangat drastis. Tak hanya itu saja, kita juga dituntut harus aktif, bukan guru lagi yang aktif memberikan materi. Kita harus mencari, merangkum dan mencatat materi sendiri. Yap!!! Perbedaan itulah yang akhirnya memunculkan opini siswa bukan mahasiswa dan mahasiswa bukan siswa. 

Mata kuliah pertama ku adalah KI (Ketrampilan Interpersonal), memang mata kuliah ini masih terlihat tidak begitu menyeramkan daripada alpro dan matematika diskrit. Aku sangat bersyukur mata kuliah pertamaku ketrampilan interpersonal, ya agar tidak shock lah. Kebetulan matkul KI ini adalah dosen waliku, yaitu Bapak Ir. Achmad Holil Noor Ali,M.Kom., yang biasa disapa Pak Holil. Awal perkuliahanku dimulai dari jam 09.45-12.15. Sayang aku duduk dideret nomer dua, abisnya cowok-cowoknya pada gak ada yang mau ngalah. Pembelajaran pun dimulai, dan tak ada pembelajaran yang spesifik. Pak Holil hanya bertanya kepada teman-temanku kenapa kalian kuliah? Ada yang menjawab untuk menuntut ilmu, agar mudah mencari pekerjaan dan lain sebagainya. Semua jawaban yang dilontarkan oleh teman-temanku pun langsung ditanggapi dengan sigap dan cepat oleh Pak Holil. Beliau berkata "Tanpa kuliah pun kita masih bisa belajar, tanpa kuliah juga kita bisa bekerja." jika dipikir-pikir perkataan itu memang benar. Kemudian, jawaban apa sih yang harus kita lontarkan? Skip dijawab nanti aja :). Selanjutnya, tiba-tiba Pak Holil menyuruh dua temanku untuk ke depan dan beliau bertanya "Mengapa, saat kalian masih menjadi murid maupun siswa baju selalu rapi? Baju dimasukkan dan memakai dasi. Tetapi mengapa saat kalian sudah menjadi mahasiswa baju kalian dikeluarkan?" Waduh pertanyaannya--". Aku memang tidak menjawab saat itu, tetapi aku akan berargumen disini. Alasannya, karena aku tidak terlalu suka kalau baju dimasukkan tetapi tidak memakai rok. Oke, ini adalah pertanyaan yang mudah dan serempak semua bisa menjawab pertanyaan ini. Langsung aja kepertanyaannya "Air mengalir darimana kemana?" "Dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah" benar sekali, benar kalau salah :). Itu kan, sepertinya dari awal masih gak ada benar-benarnya, semuanya serba salah. Ternyata jawabannya, air mengalir ketempat yang memungkinkan. Kenapa kok bisa gitu, kata Pak Holil "buktinya di kran-kran gedung tinggi bisa ada air. Berarti air tidak selalu mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah." Disini lah terlihat sangat jelas perbedaan siswa dan mahasiswa. Saat kita sekolah, kita hanya disodorkan satu jawaban untuk satu pertanyaan, inilah jawaban yang benar dan inilah jawaban yang harus kamu pakai. Ketika kita menjadi mahasiswa kita dituntut untuk dapat berfikir kreatif dan kritis. 

Yah.... Ditengah perjalanan, mata mulai tidak bersahabat. Secara gak sadar mata mulai liyep-liyep dan kepala manggut-manggut, tetapi kemudian mata kembali bangkit dan tercengang dengan power point yang ditampilkan oleh Pak Holil. Suatu gambar yang membuat kita tidak dapat berkedip. 

 



(www.sadargizi.com)

Inilah jawaban dari pertanyaan. "Alasan, mengapa kita kuliah?" Memang benar kita kuliah agar sukses, tetapi sukses yang dimaksud adalah sukses bukan untuk DIRI SENDIRI. Banyak orang yang menunggu kesuksesan kita, dan menunggu bantuan kita. 




 
 
 

Itak Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review